Celoteh Ruli Rukmana Sakti - Damar Laut





Kembali kepulan asap bergumul di kamar ini. Setelah sekian lama, akhirnya diriku menulis lagi. Banyak hal yang telah dilalui, banyak hal yang telah terjadi juga di dunia ini. Mulai dari menyadari bahwa diri ini tak lagi haha hihi. Hingga tersadar, bahwa banyak kejadian yang membuat bumi kian memar.

Di titik nadir ini, di tengah kepulan asap baik itu di kamar kecil yang pekat dengan aroma tembakau. Hingga di timur tengah yang penuh hiasan rudal dan ranjau. Semua sama. Sama-sama mencari kedamaian.

Tahun ini mungkin menjadi tahun penuh warna. Merasakan memiliki pekerjaan impian masa kecil dan lingkungan kerja yang terlampau baik serta menyenangkan menjadi salah satu kebahagiaan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Bisa memiliki pendengar yang baik dan berkenan untuk saling berbagi tentu selalu menjadi penenang dari sebuah kesendirian. Sejauh apapun nantinya pergi, kurasa nantinya aku akan kembali.

Namun, petualangan harus tetap berlanjut. Masih banyak kesalahan dan kegagalan yang perlu untuk dicoba dan dilalui. Semoga di tempat yang baru, bisa menjadi ladang untuk menggali potensi dan mewujudkan banyak mimpi yang selama ini masih belum diraih. Terkadang manusia imut juga perlu untuk bermimpi. Kembali gambling dengan kehidupan, dan tetap pada jalur yang dibangun walau harus kembali mulai dari awal. Tak masalah. Sudah terbiasa.

Aku memang manusia yang terlalu naif. Selalu berpikir bahwa semua hal bisa kuatasi sendiri. Terbiasa untuk mengatasi apapun sendiri, hingga tak ada rasa takut sedikitpun untuk sendiri maupun menyendiri. Tidak, aku tidak menganggap orang lain adalah pengganggu. Bukan, bukan itu.

Namun, ini lebih ke taraf, enggan untuk membawa atau mengajak manusia lain masuk ke duniaku dan menikmati indahnya berjuang tanpa tahu batasnya dimana. Banyak orang yang bilang pikiranku amatlah liar. Kenapa ambil jalur itu? Apa keuntungannya? Semua yang kau lakukan itu sia-sia. Mereka selalu meyakinkanku bahwa hanya 10% orang saja yang bisa sampai di titik itu dengan caraku. 90% sisanya hanyalah sampah. Kupastikan dan selalu kuulang. Jadilah saksi, bahwa aku adalah 1 dari 10% manusia itu. Aku selalu percaya dengan diriku sendiri bahwa aku bisa capai hal itu dengan caraku. Mau 1000 orang tak percaya, setidaknya ada 1 orang yang selalu percaya bahwa aku bisa. Ya, itulah aku.

Setelah sampai di titik ini saja, mereka yang tak pernah melihat hal yang kulakukan dibalik ini semua, pun dengan entengnya bilang semua itu tak lebih dari sebuah keberuntungan. Ya, itu hanyalah hoki.

Menurutku, arti keberuntungan tentu berbeda dari sudut pandangmu. Menurutku, keberuntungan itu bisa di-push hingga suatu titik tertentu. Sesulit apapun, semustahil apapun, jika masih ada kesempatan walau hanya 1%, akan ku push keberuntunganku.

Sama halnya dengan mengenalmu. Mana kutahu sebelumnya ada damar di lautan. Tak pernah terbayang juga tentunya oleh radarmu adanya diriku. Kau berujar bahwa diriku tak pernah terdeteksi dalam tata suryamu. Bagaimana jadinya jika ternyata aku adalah galaksinya? Menyebalkan ya. Hehe

Butuh perhitungan dan persiapan yang matang untuk menyelam ke dasar laut. Terlebih laut itu adalah bagian dari Zona Ekonomi Ekslusif yang pernah dikuasi oleh negara sahabat. Tapi, aku adalah negara yang tak pernah kau sangka. Tak hanya nekat, tapi tetap berdiplomasi dengan baik tentunya. Selama kujaga dengan baik, damar laut akan tetap istimewa. Negara manapun yang pernah singgah, kuyakinkan mereka semua, bahwa aku (negaraku) bisa untuk menjaganya. Dan kupastikan mereka masih bisa melihat damar laut seperti sedia kala. Tetap istimewa.

Sama seperti biasanya, jika penyelamanku gagal, aku tak pernah kecewa. Setidaknya negara yang terbiasa bergerak di darat ini punya kesempatan untuk menyelam di lautan yang luas. Sebuah kesempatan yang mendebarkan tapi memberikan pengalaman yang baik untuk terus tumbuh. Tapi, apakah aku yakin aku akan gagal? Tunggu dulu, negara ini selalu punya cara untuk push keberuntungannya. Selama tidak ada negara lain yang menguasai, setidaknya selama itu juga masih banyak cara dan media yang bisa kupelajari untuk menyelam.

Jadi, kita lihat. Sejauh mana keberuntungan bisa ku push di tahun ini. Dengan segala dinamika dan petualangan baru yang akan dimulai, terima kasih  Damar Laut yang wangi sudah hadir di momen yang tepat. Tinggal menanti waktu agar bisa berjalan dengan sebuah kebanggaan.




Cilacap, 18 April 2024
Ruli Rukmana Sakti

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.