Celoteh Ruli Rukmana Sakti - Semoga Semesta Berbahagia
Terlihat terlalu bombastik memang jika insan yang lemah ini mendoakan semesta senantiasa berbahagia. Dasar kocak wkwkwk.
Kamis, 29 Mei 2025 menjadi hari yang paling menyenangkan bagiku. Bagaimana tidak? Hari ini bisa sejenak rehat dari rutinitas, menikmati hujan yang senantiasa hadir. Ah, bikin kopi dulu seru kali ya? Okey, kopi sudah siap, rokok sudah menyala dan tentu saja, aku bisa menulis lagi setelah sekian lama. Nikmatnya duniaaa.
Mulai dari dini hari, diriku sudah dihibur oleh kemenangan tim kesayangan, Chelsea. Lengkap sudah semua trofi dalam genggaman. Kamis yang biasanya hectic, berubah menjadi enjoy. Satu hari ini bisa juga diriku rebahan dengan santai. Kaki kananku yang pincang juga mulai mereda. Setidaknya ada pertanda jika akan sembuh beberapa hari ini.
Yaps, hari ini adalah hari spesial. Setelah 30 hari lamanya merencanakan semuanya, bahkan banyak orang beranggapan, ih masih lama kawan, tapi tidak bagiku. Semuanya kuharap bisa berjalan dengan baik dan membawa kebahagiaan. Hari ini akhirnya tiba.
Semua berawal dari bulan April, ih kayanya seru deh bikin semesta tertawa. Tapi, ia tak tahu semua itu dari siapa. Jadi kucoba persiapkan satu persatu, membahagiakan semesta walau tampak bodoh oleh banyak manusia. Ya, bahkan terkadang terpikirkan olehku: masih konsisten saja diriku ini menggila.
"Lomba Sihir: Mungkin Takut Perubahan" entah mengapa lagu ini terputar terus hari ini. Malam ini. Dan 30 hari sebelum malam ini. Sialan. Pada hari yang sama, Kamis 8 Mei 2025, diriku coba untuk bertanya kepada semesta.
"Hey semesta, apakah kamu risih jika ada penunjuk waktu di sekitarmu?"
Tentu risih lah, insan sepertiku memberi penunjuk waktu bagi semesta yang senantiasa hadir begitu lamanya. Sudah kubilang, diriku ini gila. Tapi, siapa lagi kalau bukan diriku? Kupersiapkan penunjuk waktu dan roti kecil untuknya. Ada alat deteksi juga untuk mengetes kebugaran, siapa tahu semesta ingin beranjak berlari dari kehidupan. Siapa yang tahu?
Semuanya berjalan dengan rapi. Kuberitahu semua insan, untuk mengatakan bahwa ini dari umat manusia. Bukan dari saya. Jangan sampai semesta tahu, ada insan gila yang menyiapkan ini semua. Sungguh, semesta tak perlu tahu. Karena diriku hanya akan mengganggu kebahagiannya.
Semua berjalan dengan lancar, hari ini, semesta berbahagia. Aku hanya ingin, semesta berbahagia. Aku hanya ingin, semesta tahu, bahwa ada orang yang senantiasa peduli dengan dirinya. Walau dalam diam. Dan ternyata penunjuk waktu memang dibutuhkan olehnya, betapa bahagianya diriku. Tapi sekali lagi, jangan sampai semesta tahu itu dariku. Karena mungkin akan dia buang ke bulan penunjuk waktunya wkwk
Dalam diamku, sungguh kuberdoa. Semoga semesta senantiasa berbahagia. Bisa mewujudkan apapun yang ia impikan. Dan tentu saja, bisa kutengok selalu dari hari ke hari.
Sejenak kuteringat akan sosok Tan Malaka. Beberapa hari ini memang sedang getol diriku membaca sejarah tentangnya selain Biografi Bung Kecil Sutan Syahrir. Tan Malaka senantiasa hadir sebagai pemikir yang mengonsepkan Republik untuk Indonesia. Beliau mungkin bisa saja menempuh jalan lain agar lebih terkenal di masyarakat. Tapi, tidak perlu. Rasanya seru juga menjadi Tan Malaka.
Walau terkadang, ada ego dalam diri untuk sekadar menanyakan kepada semesta.
"Jadi bagaimana, happy kan?"
Tapi semua itu kuurungkan. Tak elok rasanya merusak kebahagiaan dari semesta. Biarkan waktu yang kan menjawab. Toh, tujuan utamaku tercapai. Semoga Semesta Berbahagia!
Enrekang, 29 Mei 2025
Ruli Rukmana Sakti
Tidak ada komentar: